Rabu, 04 Maret 2009

Pemanfaatan Limbah Cangkang Udang Sebagai Alternatif Campuran Bahan Pakan Itik Alabio




ABSTRAK

Fuzi Maulana Ashari, Maimunnah dan Widana (di bawah bimbingan: Ir. H. M. Rakhmad Budirakhman). Pemanfaatan Limbah Cangkang Udang Sebagai Alternatif Campuran Bahan Pakan Itik Alabio.

Itik alabio (anas plathycus Borneo) merupakan salah satu flasma nutfah di Kalimantan Selatan yang berkembang di daerah Kabupaten Hulu Sungai Utara. Itik alabio dulu dikenal sebagai itik banar atau itik bujur. Dan pemberian nama itik alabio di latar belakangi kebiasaan orang yang membeli bibit di pasar Alabio (Rahardi dan Kastyanto, 1982).

Ciri itik alabio secara umum, bentuk tubuh itik alabio membuat garis segitiga dengan kepala yang kecil membesar kebawah. Berdiri tidak telalu tega, membentuk sudut kurang lebih 60 derajat dengan dasar tanah.warna bulu pada betina kuning ke abu-abuan dengan ujung bulu sayap, ekor, dada, leher dan kepala sedikit kehitaman sedangkan yang jantan berwarna abu-abu kehitaman dan pada ujung ekor terdapat bulu yang melengkung ke atas. Warna paruh dan kaki kuning. (Wasito dan Roehani, 1994).

Itik alabio merupakan salah satu itik dwi guna karena mampu memproduksi telur dan daging. Itik alabio betina mempunyai kemampuan bertelur hingga 300 butir/ekor/tahun apabila dikelola secara intensif, sedangkan itik alabio jantan dapat diusahakan dengan upaya penggemukan. Itik alabio.

Keistimewaan itik alabio adalah tidak mutlak membutuhkan air untuk berenang sehinnga itik alabio dapat dipelihara sepenuhnya didalam kandang,Itik alabio memiliki pertumbuhan yang cepat dan mampu bertahan dalam segala kondisi lingkungan sehingga jarang terserang penyakit (Murtidjo, 1994) tapi yang jadi kendala dalam pemeliharaannya adalah masalah biaya pakan yang hampir mencapai 70% dari total biaya produksi (Rasyaf, 1994).

Perlu dicarikan pakan alternatif, salah satunya adalah limbah cangkang udang. Selain mencegah pencemaran lingkungan, pemanfaatannya ternyata juga dapat dijadikan makanan sampingan untuk itik alabio.

Limbah cangkang udang dapat dimanfaatkan lebih optimal khususnya sebagian pengganti tepung ikan dalam pakan mendukung program peningkatan produksi peternakan. Terutama dalam usaha meningkatkan devisa eksport non migas. Hal ini mengingat bahwa Indonesia masih banyak mendatangkan tepung ikan dari luar dan jumlahnya selalu meningkat setiap tahun.

Penggunaan limbah cangkang udang ini dapat meningkatkan produksi telur, warna kuning telur dan daging menjadi cerah kemerahan, apabila diberikan tepung cangkang udang sebesar 30% (Sinurat, 1999). Sedangkan pemberian dibawah 20% maka akan berpengaruh terhadap pertumbuhan itik alabio jantan (Misana, 2004), Sedangkan (Purwatiningsih, 1995) menyatakan bahwa limbah yang berupa kepala udang masih bisa dimanfaatkan menjadi produk lanjut yang mempunyai nilai ekonomis tinggi misalnya khitin, tepung ikan untuk pakan ternak, dan flavour udang.

Cangkang udang terdiri dari kepala dan kulit, merupakan limbah yang banyak ditemui didaerah pantai terutama didaerah yang mempunyai pabrik udang dan penampungan udang untuk ekspor. Cangkang udang yang basah mempunyai kadar air 60-65% dan apabila dikeringkan mengandung 50% protein kasar, 11% calcium dan 1,95% fosfor. Pemberian cangkang udang kering hingga 30% dapat meningkatkan telur itik cukup tinggi (Prasetyo, 2002).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar